Persamaan Persib Bandung dengan Man. United (Saat Ini)


Assalamualaikum. Readers, selepas pensiunnya Sir Alex Ferguson dari karir kepelatihan di MU, klub berjuluk setan merah ini sama sekali belum berprestasi. Memang sih, mereka baru saja menjuarai FA Cup kala masih di asuh oleh Luis Van Gaal. Tapi performa buruk ya tetap saja buruk, jadi ya sudahlah terima saja LVG dipecat.
MU mengangkat trofi FA Cup.
Begitu juga dengan Persib Bandung. Sepeninggal Djajang Nurjaman yang bertolak ke Italia untuk mengikuti pendidikan kepelatihan (demi mengejar lisensi kepelatihan UEFA) di Inter Milan, ditambah lagi dengan hengkangnya sebagian besar para pemain; Persib bisa dikatakan hampir hancur lebur.

Tugas berat kini bertumpu di pundak Dejan Antonic, sang pelatih baru, untuk membangun skuad dari 0. Yeah, coach Dejan ini memang bisa dibilang sukses mendatangkan rombongan pemain top nan mahal seperti Juan Carlos Belencoso, Samsul Arif, Purwaka Yudi, Robertino Pugliara, David Laly. Belum lagi ditambah dengan hadirnya pemain mudah fenomenal seperti Rachmad Hidayat, dan lebih fenomenal lagi Yanto Basna. Hebat sekali bukan? Yosh, aku juga excited mendengarnya.

Tapi tunggu dulu. Buat apa coba biaya transfer miliaran rupiah dihabiskan, bila kemenangan dari puluhan laga Persib masih bisa dihitung dengan sebelah tangan? M-U-B-A-Z-I-R.. Sama seperti MU dengan uang 250 juta poundsterling yang menguap begitu saja ditangan Van Gaal. Aduh-aduh, bagi sedikit lah buat aku, daripada dibuang-buang nggak jelas begitu.

Lebih sakitnya, Juan Carlos Belencoso yang mahal itu mandul-dul-dul, sampai-sampai Wa Haji Umuh geram dan mendatangkan Sergio Van Dijk tanpa berdiskusi dengan Dejan. Ibarat Memphis Depay si nomor punggung 7 dari MU yang mandul total, jelek permainannya, kalah duel selalu, tapi harganya beda 10 juta poundsterling daripada Christiano Ronaldo yang nilai transfernya saat ini diperkirakan 60 juta.

Dari segi permainan. Skuad bertabur bintang racikan Dejan, selalu sangat dominan dalam ball possesion, tapi percuma saja bila bila ujung-ujungnya hanya berputar-putar di kotak penalti tanpa menghasilkan gol. Sama seperti MU, hal yang sama selalu menjadi bahan kritik MU sepanjang musim. Masih ingat hinaan "Borechester United" musim ini? Persib saat ini bagiku sama membosankannya dengan MU.

Persib yang dulu, biarpun kalah. Aku melihat semangat juang, aku melihat kejeniusan strategi, aku melihat kerja sama tim, aku melihat keindahan skill dari para pemain. Kalau sekarang? Boro-boro.. Target man tidak dapat suplai, dan para gelandang bermain terlalu individualis. Percayalah, gol-gol Persib lebih banyak karena untung-untungan, bukan buah dari kerja sama. Bahkan gol Vladimir Vujovic, sang bek tengah, jumlahnya cukup untuk mengalahkan Belencoso si striker mandul. Oh man, dia itu bek.

Persib saat ini menyimpan bom waktu. Berderetnya penyerang dalam tim, yang tidak mungkin diturunkan sekaligus, itu suatu saat akan menjadi masalah kecuali bila coach Dejan pandai-pandai merotasi. Yang aku lihat saat ini, Dejan cenderung memainkan skuad yang sama terus menerus tanpa memberikan kesempatan para lord yang sedang duduk manis.
Sekedar info:Lord adalah sindiran untuk penghias bangku cadangan. Karena penghias bangku cadangan pasti hanya duduk manis bagaikan lord. Contohnya Lord Bendtner, dan sepertinya Atep akan menjadi lord bila masih belum maksimal permainannya.
Terakhir, bagiku Dejan Antonic = Luis Van Gaal, dan Kim Kurniawan = Fellaini. Kenapa? Karena Luis Van Gaal sepanjang musim ini dikenal menganak-emaskan Fellaini yang jelas-jelas permainannya kurang bagus, dan dianggap biang kerok dari kacaunya permainan serta mandegnya suplai bola.

Udah itu saja.. Semoga manajemen Persib bisa belajar dari MU yang menyudahi era Van Gaal dan mendatangkan era baru bersama The Special One, Jose Mourinho.. Amin.. Terimakasih..

Wassalamualaikum..
Bryan Suryanto Blogger

Bryan Suryanto lahir di Tulungagung, Jawa Timur, pada tanggal 27 Februari 1995 silam. Ia mengaku sebagai introvert berkepribadian INFP yang suka menggambar dan bercita-cita menjadi komikus tapi selalu gagal. Namun, dari naskah komik yang gagal itulah akhirnya ia menyadari bahwa menulis adalah passion terbesarnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo meninggalkan komentar..