Review Komik Toro Origins


Asalamualaikum. Setelah masuk ke wishlist selama beberapa bulan, akhirnya kesampaian juga membeli komik Indonesia yang satu ini. Komik ini adalah komik Indonesia kedua yang aku punya sekaligus review komik yang pertama. Yeah, sebelumnya aku beli Woles Teacher dan agak kecewa dengan ceritanya, jadi aku belum minat review.

Tapi it's okay, sekarang aku mau review Toro Origins dulu ya..

Toro Origins adalah komik aksi karya mas Agustian Noor yang dirilis beberapa bulan yang lalu. Mungkin penggemar Kungfu Boy, Naruto, dan Bleach (atau mungkin juga Kekkaishi) akan menyukainya. Soalnya aku merasa cerita komik ini seakan adalah gabungan dari keempat komik tersebut. Tapi cerita Toro lebih sederhana.

Komik ini bercerita tentang kehidupan Toro setelah mati tertabrak truk karena menyelamatkan Shana, kekasihnya. Yeah, dia dibawa oleh 2 guardian (Noki dan Amsu) karena mati mendahului takdir kematiannya sendiri. Dia diberi pilihan untuk mengambil hak gentayangan selama 7 hari lalu dilenyapkan, atau menjadi guardian seperti mereka. 

Setelah Toro mengetahui Shana koma dan jiwanya tersesat di dunia roh, dia akhirnya memilih untuk menjadi guardian demi menyelamatkan sang kekasih. Nah, setelah ini dimulailah petualangan yang sebenarnya. Toro dan 2 guardian itu akan bersama-sama pergi ke dunia roh untuk menemukan Shana.

Jujur pada awal-awal buku aku agak boring (sudah kebiasaan juga sih), entah kenapa pembukanya terasa kurang seru. Selain itu aku juga menyoroti pada bagian romance-nya kurang ngena feelnya alias terasa agak kaku. Namun yang mungkin harus lebih disorot adalah beberapa humornya yang nyaris gagal. 

Misalnya pada bagian Shana berkata romantis, tapi ternyata Toro ketiduran. Sebenarnya itu bisa jadi lucu, seandainya adegan Shana berkata romantis diperpanjang hingga pembaca hanyut, lalu banting feelnya dengan kenyataan Toro tidur dan tidak mendengar sama sekali.

Mungkin ada problem pada ekspresi wajah juga, sehingga feel humornya rusak. Misalnya ketika Shana melihat diskon. Adegan kecil itu bakal lucu seandainya ekspresi Shana lebih meyakinkan dengan ekspresi kaget dan mata melotot.

Tapi tunggu dulu, sederet kritik itu bukan artinya buku ini bikin boring. Menjelang pertengahan buku, aku terikat dan tidak bisa lepas membaca sama sekali sampai---dengan senyum puas---menutup bukunya. Tapi eh sempat ku banting sih karena tulisan "Bersambung" nan kampret di akhir buku yang tiba-tiba muncul dan memecah keseruan! *Plaak!*

Oh man, Toro Origins vol 2 akan aku masukkan dalam wishlist!

Secara keseluruhan, cerita komik ini sangat mengalir dan sederhana. Artworknya juga keren---cukup untuk membungkam siapapun yang memandang sebelah mata pada skill menggambar komikus Indonesia. Yang paling menarik bagiku adalah bagaimana adegan aksi dan pertarungannya bisa digambarkan dengan keren. Bikin tanganku gatal, pingin menggambar lagi. (readers: selesaiin dulu novelmu woy!)

Komik ini semakin menarik karena melibatkan hantu-hantu populer Indonesia, tapi yang paling menarik bagiku adalah Nurlaksmi sang pocong cantik. Dikatakan dibuku ini bahwa Laksmi adalah primadona di kalangan guardian dan hantu. Yeah, aku setuju karena satu-satunya cewek yang menarik disini hanya pocong itu. Eh, tapi Tidote lumayan juga sih. *Plaak*

Baiklah, saatnya memberi penilaian. Buku Toro Origins ini aku berikan nilai 4/5. Komik ini bakal ku beri nilai 5 seandainya humor dan romancenya lebih baik.

Bagi readers yang berminat, buku ini aku beli dengan harga sekitar Rp.33.000 di Belbuk. Tapi sebenarnya aku bisa dapat yang lebih murah di toko online lainnya. Ada bonus pembatas buku didalamnya. Harga untuk buku ini nggak masalah karena memang aku rasa cukup setimpal kok dengan keseruannya.

That's it! Selamat membaca!

Terimakasih.

Wassalamualaikum!
Bryan Suryanto Blogger

Bryan Suryanto lahir di Tulungagung, Jawa Timur, pada tanggal 27 Februari 1995 silam. Ia mengaku sebagai introvert berkepribadian INFP yang suka menggambar dan bercita-cita menjadi komikus tapi selalu gagal. Namun, dari naskah komik yang gagal itulah akhirnya ia menyadari bahwa menulis adalah passion terbesarnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo meninggalkan komentar..