Sudah lama gak menulis di label "Buku Harianku," kali ini aku mau menulis tentang sejak kapan aku mulai menggambar, karena sebenarnya aku tidak pernah jujur kepada teman-teman tertentu. Ya bukan maksud untuk berbohong, tapi memang demi kebaikan orang lain. Sebelumnya, aku mau ceritakan dulu sejak kapan aku mulai menggambar, begini ceritanya..
Waktu TK aku mulai menggambar dan masih belum begitu bagus, aku ikut les menggambar, aku lupa-lupa ingat, kalau gak salah guru gambarku namanya kak Rizal.
Bakatku sudah terlihat, karena gambar yang aku buat sudah lebih jelas bentuknya, sedangkan temanku rata-rata belum jelas (kecuali yang sama-sama punya bakat).
Tapi yang jelas kelemahanku adalah mewarnai, karena tidak ada yang mengarahkan (orang tua sibuk). Jadi jika hanya menggambar, itu mudah, tapi jika mewarnai, aku payah.
SD kelas 1, aku tidak begitu ingat tentang gambarku saat itu, yang aku ingat cuma suasana rumah yang terasa angker, karena ada saudari ipar yang setan banget namanya Dinda, mulutnya itu kayak api, bisa membakar seisi rumah.
Menggambar dianggap sampah oleh dia, dia sering mengadu hal yang tidak-tidak, bahkan bisa dibilang fitnah, tapi percuma membela diri, Budhe Netti lebih percaya mulutnya dibanding aku yang cuma anak kecil. Selama aku masih serumah dengan dia, akan selalu jadi neraka!! Surgaku cuma mengurung diri dikamar.
SD kelas 2 (semester awal), gambarku banyak kemajuan. Tau kenapa? Karena aku langganan majalah BOBO, kebetulan saat itu sedang membahas tentang Machiko Sensei (Machiko Maeyama) dan Manga Schoolnya, dia menyisipkan dasar menggambar karakter Manga, dari situlah aku mengalami banyak kemajuan, dan sejak itulah Machiko Sensei adalah idolaku dalam menggambar (sampai saat ini).
Gambar pertama yang aku buat adalah cover komik dengan karaker pahlawan super buatanku sendiri. Saat itu kekuranganku adalah dibagian rambut, tangan, kaki dan mata. Waktu itu aku senang luar biasa atas keberhasilan kecilku itu.
SD kelas 3 (semester akhir) hell freezes over, aku akhirnya pindah dari neraka itu. Sekarang bisa menggali bakatku lebih dalam, saat itu aku mulai merasa kesulitan menggunakan cara Sensei, aku putuskan cari cara menggambarku sendiri, aku akhirnya menemukannya, dari situ aku mulai semangat lagi.
Saat sedang asyik menggambar, aku teringat sahabatku Iqbal yang sudah pindah entah kemana, dia adalah penggila Capt. Tsubasa, pada tau dong anime ini? Dulu Iqbal pernah memberikan kartu Capt. Tsubasa untukku. Aku coba cari dan coba menggambarnya, dari situlah aku menemukan cara menggambar lebih efektif dan mudah, walaupun belum sempurna.
Beberapa hari kemudian Mami mengajakku ke Mall, aku ingin mencari komik, aku tertarik komik Yu-Gi-Oh yang judulnya "Duelist of Darkness" (memang lagi musim saat itu), komik itu bikin aku semakin giat menggambar, karakter yang menarik menurutku adalah Ryo Bakura. Pertama kali menggambar Yugi, disangka menggambar ondel-ondel sama pemilik warung didepan rumah, haha.
1 bulan kemudian, aku mulai membeli buku gambar A3 (warna biru tua kalau gak salah) untuk aku jadikan album artwork pertamaku, gambar serius pertamaku justru bukan Tsubasa atau Hyuga, tapi malah gambar Peter Parker (Spiderman) bersalaman dengan Mysterio, selanjutnya aku mulai gambar Tsubasa, presiden SBY yang di spanduk kampanye, Kamen Rider (mainan dari Ega teman masa kecilku), Tony Hawk (karena suka main PS), Hyuga, dan banyak lainya.
SD kelas 4 adalah puncak keberhasilanku dalam belajar dasar menggambar otodidak. Hari kamis saat pelajaran menggambar, aku berhasil menunjukkan bahwa aku bukan ian yang dulu yang gambarnya parah. Saat itu yang dipelajari adalah menggambar pohon kelapa, aku membuat semua kagum, dikelas hanya aku yang mendapat nilai 8, hehe, begitu juga gambar yang selanjutnya yaitu buah-buahan, bunga dalam vas, bebas, hewan, dan lainya. Tapi gambarku gak pernah diwarnai, pernah 1 kali, saat itu gurunya bukan Ibu Dumaria, tapi Pak Sulis, aku mati kutu dapat nilai 6 saat mewarnai gambar pantai.
SD kelas 5 sedang musim-musimnya anime Naruto dan One Piece, saat itu sahabatku Eky sedang mengoleksi stiker Naruto dibuku (kalau rampung dapat gameboy), aku pinjam tuh bukunya Eky. Aku coba-coba gambar karakter dibuku itu terutama yang cewek (biasa, kumat), aku bisa dengan hampir sempurna untuk yang Sasuke, tapi tidak demikian untuk Naruto.
Aku belum cukup puas dengan menggambar itu, aku menemukan karakter karya anak bangsa, yaitu Panji Kelana dan Bara Geni, keren abis, aku ngefans sama kak Wahyu (pembuatnya), dari karakter itu aku belajar membuat tebal tipis untuk efek bayangan (shading).
Pagi harinya dikelas, ada temanku namanya Eno (Dwi Argo), dia juga bisa menggambar, aku ajak dia adu gambar Sasuke, dari kartu Naruto. Hasilnya aku menang, gambar Eno bagus, punyaku gak kalah bagus, tapi yang membuatku menang adalah efek bayangan digambarku.
SD kelas 6 aku semakin maju, gambarku semakin diakui dikelas, ada sebuah gambarku yang terbaik, yaitu "Panji Kelana," yang ini versiku, efek bayangannya keren, tapi masih kasar (tidak searah saat mengarsir).
Kenanganku saat belajar gambar di SD memang keren, banyak keberhasilan yang aku capai, guru disekolah mendukung penuh, orang tuaku juga. Tapi ada hal yang aku sesali, aku tidak pernah diikutkan seleksi lomba menggambar untuk mewakili sekolah, semua karena kanker kulit ini.
Setelah ujian nasional, aku sakit parah, sampai harus merangkak untuk ke kamar mandi yang cuma beberapa langkah jaraknya. Selama itu pula aku harus terpenjara diatas tempat tidur, waktu istirahat aku gunakan untuk latihan mengarsir. Gambar terbaik yang aku hasilkan saat itu adalah Ichigo Bleach.
Aku masuk SMP, nilai ujianku lumayan, 6.1 masih kalah sama Eky yang nilainya 6.8, aku dapat SMP 56, sekolah yang sama dengan Eky, tapi beda kelas. Dikelas baru aku bertemu teman yang berminat menggambar, namanya Acan (Ibrahim Hasan), dan Julia. Dikelas itu juga aku kembali ke stylenya Sensei, karena aku bertemu teman yang lain yang memiliki buku belajar menggambar yang ditulis Machiko Sensei namanya Achyar, aku jadi tertarik menggambar dengan pulpen.
Disekolah ini aku bertemu orang yang hebat, yaitu Ibu Lily dia adalah surganya mengambar, aku mengenal menggambar realis dari beliau, bisa dibilang dia adalah Senseiku yang lain, tugas yang paling aku suka adalah saat beliau perintahkan muridnya untuk jujur pada diri sendiri dengan menggambar wajah sendiri, tanpa cermin. Beliau juga adalah orang pertama yang memperbolehkan aku ikut seleksi lomba gambar, tapi sayang aku gagal, hehe.
Aku senang saat di Jakarta, tapi aku harus pindah saat naik kelas 8 ke bogor. Sekolah didaerah (meskipun dekat ibukota) sangat mencekik, perjalanan jauh, bahkan belajar disekolah 'tanpa buku paket?' setiap hari harus mencatat, bahkan saat ujian pun pengawasannya longgar, aku kecewa berat, buat apa belajar kalau yang lain dapat rank karena nyontek dengan mudah?
Disekolah itu, hanya aku satu-satunya yang bisa gambar (selain Graffiti), tapi ada teman yang tertarik belajar namanya Asep, saat itu aku yakin dia tidak akan tahan menggambar, karena biasanya itu hanya cocok untuk orang yang pendiam dan penyendiri, tapi ya sudahlah aku ajari, bahkan sampai kutuliskan buku lengkap tentang cara menggambar (mungkin itu buku yang aku tulis pertama kali). Benar saja, belum lama belajar, dia berhenti, tapi ya sudah aku tau kok memang itu yang akan terjadi.
Aku sempat sakit parah dan seperti dulu aku latihan gambar, aku lihat cover majalah Concept, keren, aku langsung gambar, gambar itu adalah yang pernah aku upload diblog ini, kuberi judul "Terminator Girl."
Terakhir aku bertemu Asep (saat itu aku mulai gejala sakit parah disaat-saat terakhir kelas 8) aku berikan dia salah satu artwork terbaikku "Sayap-Sayap Patah."
Meskipun aku merasa tidak nyaman sekolah disitu, dan prestasiku merosot tajam, disitulah aku berhasil menemukan teknik gambar baru yaitu membuat efek arsir tipis dengan pulpen, membuat efek manga dengan spidol, dan menggabungkan keduanya.
Aku pernah merelakan artworkku yang lain kuberikan kepada guru tata busana yang cantik (kumat), demi menambah nilai pun alasannya aku akan tolak, tapi aku sudah merasa akan sakit panjang, jadi ya kuberikan kepada guruku (kalau baca, add Facebookku ya bu, hehe)
SMP kelas 3 aku banyak absen karena sakit parah, bahkan sampai aku melewatkan ujian nasional.
Saat pengambilan rapor, guru disekolah bilang bahwa raporku hilang (sekolah macam apa ini?) aku yang disalahkan, kenyataannya aku sudah serahkan kepada kepala sekolah, pihak sekolah angkat tangan. Papi yang mengambil rapor dimaki-maki petugas pendidikan, katanya "NIAT SEKOLAH GAK SIH? BLA... BLA.. BLA..." dasar petugas, aku tidak sekolah bukan karena goblog, tapi memang karena sakit. Orang bodoh itu tidak akan pernah mengerti aku, dari rumah ke sekolah jaraknya 3 km, 2 km naik angkot, sisanya jalan kaki, dan yang jadi masalah sekolahku masuk siang jam 12 sedangkan aku gampang dehidrasi. Kalau aku gak niat sekolah, aku gak akan buang tenaga untuk itu! Ayolah, tunjukan keprimanusiaanmu!
Keluar dari sekolah itu aku dendam dalam hati "Aku akan mengejar impianku menjadi komikus sukses di Indonesia, aku akan tampar semua anggapan setan itu! Sesalilah karena menghilangkan raporku!"
SMA, aku mulai mengenal galau dan sejak itu aku mulai inkonsisten dalam menggambar, aku mulai menyentuh dunia maya, aku mulai hobi menulis, aku belajar membuat situs WAP, dan aku mulai dari WAPEGO, aku membuat komunitas kecil untuk para remaja yang hobi menggambar, ternyata gak begitu sukses.
Setelah membeli hp Nokia 6630 aku bosan dan mulai bergabung di Mig³³, aku bergabung di Mangaka Heaven, aku bertemu alumni Manga School, namanya Merry (Kuro no Hana), dia banyak ajarkan sketching, tapi tidak begitu efektif.
Aku berkenalan dengan beberapa artworker yang sekarang lebih hebat dari aku, yaitu kak Istiana dan kak Rida di Anime Gamers (sekarang AngaMagZ).
Aku mendirikan komunitasku sendiri bersama Abil (Agus) namanya iAnime Community, i disini berarti Indonesia. Awalnya sepi, mulai ramai setelah ada Share Artwork (idenya Abil), Battle Art dan lain-lain.
Aku bangga sekarang Share Artwork menjadi trend di Mig³³ bahkan komunitas lain banyak yang ikut mengadakan event serupa, eh banyak loh yang mengaku pencetus Share Artwork di Mig³³ tapi yang pasti Tuhan, aku, Abil, dan member iAnime yang tau kebenarannya. Setelah komunitas ini berjalan, aku benar-benar jarang menggambar, aku lebih suka membuat event dan melihat orang cinta pada bakat menggambarnya, rencananya dulu blog ini akan aku jadikan galeri, tapi males.
Aku ingin menjalankan impianku untuk membuat buku belajar menggambar, tapi tidak mungkin, aku juga masih belajar, aku membuat program iAnime School, tiap member yang masuk mendapat 2 peran, yaitu sebagai Sensei dan murid. Tapi peminatnya minim, bubarlah iAnime Mig³³.
Aku bergabung di Facebook, aku dirikan iAnime di Facebook pada tahun 2010, page iAnime (sekarang AngaMagZ) sudah memiliki 100 pengguna, 3 manager, 1 administrator. Aku juga membuat situs www.ianimecommunity.tk (sekarang mati).
Aku sudah bosan dengan menggambar, aku tetap lebih suka membuat orang menggambar, biasanya aku dimintai kritik untuk gambar yang dibuat. Tapi pernah ada yang minta kritik, entah apa masalahnya dia malah bilang aku "cuma bisa kritik," karena itu aku terpancing menggambar lagi, gambarku waktu itu yang gambarku adalah Daisuke & Dark, gabungan pensil, pulpen, spidol, dan tinta. Itu gambar terakhirku untuk saat itu.
Tahun 2012 aku mulai membuat simple artwork dan artwork yang mudah. Seperti yang kubilang di artikel I Live My Life as Rynism, aku kembali menggambar, tapi kali ini aku menggambar realis, aku gak mau kalah, aku sudah membuat gambar realis dari 2009, masa harus kalah dengan yang baru 2012 karena kemalasanku sendiri.
Itu adalah ceritaku, tentang aku dari awal menggambar sampai masa penuh dilema saat ini, tapi artwork yang kuhasilkan tetap harus istimewa, dan harus semangat karena ini adalah brand new day untukku. Kalau ada pertanyaan silahkan panggil aku, I'll be there for you.
"Bakat adalah sebuah permata dalam dirimu, hanya dirimu sendiri yang bisa memolesnya.."
Oh iya, aku jelaskan, biasanya mengaku baru 1 tahun belajar menggambar dan bisa membuat itu, aku katakan "kamu pasti bisa" dan tujuanku adalah memotivasi orang itu agar menguatkan tekad untuk memoles bakatnya, aku ingin orang itu berfikir "aku bisa, kenapa dia tidak," setidaknya itu berhasil. Jadi jangan salah paham denganku ya. Bye best friend forever, sampai ketemu di buku harianku selanjutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo meninggalkan komentar..